Lampung Tengah, 17 Mei 2025 — Tragedi berdarah mengguncang Kampung Gunung Agung, Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, setelah seorang warga bernama Suryadi tewas ditusuk dalam insiden di Pasar Bandar Agung pada Sabtu (17/5). Peristiwa ini memicu amarah warga yang kemudian membakar dan merusak empat rumah serta sejumlah kendaraan milik Lurah setempat dan kerabatnya.
Tewasnya Suryadi disebut bukan insiden spontan. Berdasarkan penelusuran, konflik telah memanas sejak awal tahun setelah warga mencurigai adanya penyimpangan bantuan sosial berupa beras oleh Lurah mereka. Dugaan tersebut diperkuat dengan adanya video penjualan puluhan karung beras ke wilayah Tulangbawang pada Januari 2025.
Suryadi dikenal aktif menyuarakan keresahan warga. Ia beberapa kali mengunggah video ke media sosial, meminta perhatian aparat penegak hukum, mulai dari Kapolres, Kapolda, Bupati, Gubernur, hingga Presiden Prabowo, namun belum mendapat tanggapan yang berarti.
Puncaknya, warga Gunung Agung melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati Lampung Tengah pada Senin, 24 Februari 2025. Mereka diterima oleh Wakil Bupati Komang Koheri, yang saat itu berjanji akan menyelidiki laporan penyimpangan dan menindak Lurah jika terbukti bersalah.
Namun, lambannya penanganan membuat warga semakin frustrasi. Masih di bulan Februari, mereka nekat menyegel Kantor Kampung sebagai bentuk protes. Suryadi terus menyuarakan isu tersebut lewat platform TikTok hingga akhirnya, pada Sabtu pagi (17/5), ia berselisih dengan salah satu kerabat Lurah di Pasar Bandar Agung. Cekcok berujung fatal: Suryadi ditusuk di bagian leher dan dada hingga meninggal dunia.
Kabar kematian Suryadi menyulut kemarahan warga. Massa bergerak ke rumah Lurah dan kerabatnya, melakukan pembakaran serta perusakan terhadap empat rumah dan sejumlah kendaraan yang ada di lokasi.
Menanggapi peristiwa ini, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika dalam konferensi pers Operasi Krakatau menyatakan bahwa pihaknya akan turun tangan dalam penyelidikan dugaan penyelewengan bansos beras yang menjadi akar konflik.
“Selama ini, Polres Lampung Tengah mengalami kesulitan dalam penanganan karena bukti hanya berupa video dan aksi unjuk rasa. Namun kami akan menangani kasus ini secara tuntas,” ujar Irjen Helmy.
Saat ini situasi di Gunung Agung masih dijaga ketat aparat kepolisian. Warga berharap proses hukum berjalan adil, dan kasus dugaan penyimpangan bantuan segera dibongkar secara transparan.