Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memimpin pelaksanaan Latihan Siber Multinasional Super Garuda Shield 2025, sebuah agenda strategis yang menjadi bagian penting dari latihan gabungan multinasional terbesar di kawasan Indo-Pasifik.
Latihan yang digelar di Gedung Mako Satuan Siber TNI, Kamis (28/8/2025) ini memperkuat komitmen Indonesia untuk membangun “Benteng Digital Nusantara”, sebuah konsep pertahanan siber yang kokoh, adaptif, dan berstandar global.
Latihan ini melibatkan satuan gabungan Siber TNI yang berkolaborasi dengan perwira Siber dari Amerika Serikat, Australia, Kanada, Singapura, dan Brazil. Selain itu, beberapa negara pengamat turut serta dalam diskusi strategi pertahanan siber regional sebagai bagian dari komitmen kolektif menjaga stabilitas kawasan.
Cyber Exercise difokuskan pada peningkatan kemampuan deteksi dini terhadap ancaman serangan siber yang menargetkan sistem komando dan kontrol militer, sekaligus menguji respons cepat dan terkoordinasi dalam menghadapi skenario serangan malware, ransomware, maupun distributed denial of service (DDoS). Selain itu, latihan ini juga menjadi forum untuk menyusun protokol keamanan bersama dalam melindungi infrastruktur kritis, komunikasi militer, dan data operasional yang bersifat sensitif.
Selain itu, latihan ini juga dirancang untuk memperkuat interoperabilitas pertahanan Siber, meningkatkan resiliensi digital, serta mempererat kepercayaan internasional di kawasan Indo-Pasifik.
Rangkaian latihan dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu sesi akademik yakni presentasi dari pemapar berupa simulasi perencanaan strategis menghadapi serangan Siber lintas negara, serta technical drill yang menekankan pada latihan teknis seperti penetration testing, forensic analysis, dan incident response coordination. Dengan kombinasi tersebut, peserta memperoleh pemahaman strategis sekaligus pengalaman teknis yang aplikatif.
Pelaksanaan Cyber Exercise dalam Super Garuda Shield menandai transformasi penting bahwa latihan multinasional ini tidak hanya berfokus pada operasi tempur konvensional, tetapi juga mencakup domain non-tradisional yang semakin relevan di era digital. Indonesia sebagai tuan rumah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadi pusat kerja sama pertahanan siber multinasional di kawasan Indo-Pasifik.