Papua – Kerusuhan yang terjadi pada 16 September 2025 di Kampung Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, akibat isu SARA, meninggalkan kisah keberanian sekaligus kepedulian aparat TNI terhadap masyarakat.
Dalam insiden mencekam tersebut, enam prajurit TNI bergerak cepat menyelamatkan sejumlah guru dan warga yang terkepung massa. Mereka harus menghadapi serangan panah beracun serta lemparan bom molotov yang menyebabkan beberapa orang mengalami luka bakar maupun luka akibat panah.
Meski berada dalam situasi penuh ancaman, para prajurit tetap menunjukkan profesionalisme. Alih-alih bertindak represif, mereka memilih mengutamakan keselamatan warga Papua yang sedang terjebak. Tindakan tersebut akhirnya membuka jalur evakuasi hingga seluruh guru dan warga berhasil diamankan.
Kepala Distrik Elelim Lukas Kepno, menyampaikan apresiasinya terhadap tindakan prajurit TNI. Menurutnya, tanpa kehadiran aparat, jumlah korban bisa lebih banyak. “Kami menyaksikan sendiri bagaimana prajurit menjaga kami di tengah situasi yang genting. Mereka tidak membalas serangan dengan kekerasan, justru melindungi guru dan warga agar tetap selamat. Itu adalah tindakan yang sangat manusiawi dan patut dihargai,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).
Apresiasi serupa juga datang dari perwakilan guru SD Negeri Elelim, Maria Matuan. “Kami benar-benar ketakutan saat massa mengepung. Panah-panah berterbangan, kaca jendela pecah karena molotov, dan kami tidak tahu harus bagaimana. Saat itu 6 prajurit TNI datang melindungi kami. Mereka berdiri di depan pintu, menenangkan kami, dan akhirnya membawa kami keluar dengan selamat. Kami merasa benar-benar dijaga,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Peristiwa di Elelim kembali menjadi pengingat bahwa isu SARA sangat mudah memicu konflik di Papua. Namun, sikap prajurit TNI yang tetap humanis dan profesional meski terkepung massa menunjukkan komitmen TNI untuk selalu hadir melindungi rakyat serta menjaga keutuhan bangsa.