Papua Barat Daya dan Jawa Timur Jalin Kemitraan Dagang Strategis, Dorong Ekonomi Maritim dan Pangan

Papua Barat Daya dan Jawa Timur Jalin Kemitraan Dagang Strategis, Dorong Ekonomi Maritim dan Pangan

Kota Sorong, Papua Barat Daya — Momentum besar terjadi di Kota Sorong, Kamis (19/6/25), saat dua provinsi berbeda pulau resmi menandatangani perjanjian kerja sama dagang dan investasi. Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sepakat membuka jalur distribusi dua arah untuk memperkuat ketahanan pangan dan sektor unggulan daerah masing-masing.

Acara yang berlangsung di salah satu hotel ternama di Sorong itu menjadi saksi penandatanganan nota kesepahaman antara kedua pemerintah daerah. Wakil Gubernur Jawa Timur hadir langsung bersama rombongan pelaku usaha, disambut antusias oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan (P2KP) Papua Barat Daya, Absalom Solossa.

Menurut Absalom, inisiatif ini merupakan langkah konkret dan progresif dalam mempercepat pembangunan ekonomi di provinsi termuda di Indonesia itu.

“Ini bukan sekadar misi dagang biasa. Ini adalah bentuk keberanian dan semangat kolaborasi antarwilayah. Sebuah terobosan yang akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus membuka cakrawala baru bagi pelaku usaha di Papua Barat Daya,” ungkapnya.

Papua Barat Daya yang dikenal memiliki potensi besar di sektor kelautan akan menyalurkan sejumlah komoditas unggulan seperti ikan tuna, udang, kepiting, dan hasil olahan sawit ke Jawa Timur. Di sisi lain, kebutuhan pangan pokok seperti gula, minyak goreng, ayam potong, daging beku, dan telur ayam akan disuplai dari Jawa Timur ke wilayah timur Indonesia itu.

“Ikan dan udang dari Sorong sudah sangat diminati di pasar Surabaya. Para pelaku usaha sudah mulai menjalin komunikasi aktif. Ini menjadi titik awal terbentuknya jaringan bisnis antarprovinsi,” tambah Absalom.

Lebih jauh, Absalom optimistis kerja sama ini akan memberikan dampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jika sebelumnya nilai transaksi perdagangan berada di kisaran Rp124 miliar per tahun, kini target dinaikkan hingga Rp300 miliar per tahun.

“Kami yakin, dengan sistem distribusi yang lebih efisien dan pasar yang luas, angka itu realistis dicapai. Laut kita kaya dan nelayan bekerja keras hampir setiap hari memenuhi permintaan pasar,” jelasnya.

Tak hanya soal ekonomi makro, kerja sama ini juga membuka peluang sosial. Absalom menegaskan bahwa hadirnya jaringan dagang ini akan menciptakan lapangan kerja baru, terutama bagi generasi muda dan masyarakat adat yang selama ini masih terpinggirkan.

“Kami ingin kegiatan ini menjadi pemantik tumbuhnya wirausaha baru berbasis hasil laut dan pertanian. Anak-anak muda kita punya semangat, tinggal diberi peluang,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Absalom menyampaikan harapan agar kolaborasi seperti ini tidak berhenti di atas kertas. Ia ingin Papua Barat Daya menjadi bagian aktif dari rantai pasok nasional, bukan sekadar daerah pengirim bahan baku.

“Kita tak boleh hanya jadi penonton. Papua Barat Daya harus jadi pemain utama, dan kerja sama ini adalah salah satu jembatannya. Kita siap bergerak bersama,” tutupnya.

(Leo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *